Mata kuliah : Matematika Diskrit
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama ST. MT.
Nama : Daniel - 1413003
ITHB
Aplikasi Matematika
Diskrit Pada Kehidupan
Pada
jaman sekarang ini teknologi satelit sudah semakin maju dan banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh yakni GPS (Global Positioning
System) atau biasa dikenal sebagai sistem navigasi. Untuk lebih memahami
cara kerja GPS dan tidak hanya sekedar menggunakannya saja maka dilakukan
pendekatan terhadap algoritma dan logika yang digunakan untuk mengoperasikan
sebuah GPS. Pendekatan dengan menggunakan graf berarah dan berbobot dan juga
pohon keputusan merupakan pendekatan yang paling tepat dan sesuai dengan system
ini. Gambar jalan-jalan yang diterima dari satelit diubah menjadi sebuah graf
berarah berbobot dan digunakan pohon keputusan untuk menentukan jalan mana yang
harus diambil (jalan yang paling efektif).
Terlebih dahulu satu per satu pengertian dan definisi sebenarnya dari GPS, graf dan juga pohon keputusan lalu aplikasinya dalam kehidupan nyata. Hal ini penting untuk dibahas dan diketahui karena sekarang ini jalan-jalan yang terutama terletak di daerah perkotaan seringkali macet, ada perbaikan dan sebagainya. Contohnya yaitu jalan di Kota Bandung sekarang ini banyak yang sedang diperbaiki sehingga menyebabkan macet dan akan menghambat kegiatan penduduk. Dengan teknologi GPS maka kita akan dapat menggunakan jalan alternatif tanpa harus mengalami macet terlebih dahulu. Maka pemahaman terhadap cara kerja dan logika pada algoritma GPS sederhana sangatlah diperlukan agar kita tidak hanya dikendalikan oleh mesin dan teknologi tetapi kita dapat mengendalikan dan mengembangkan teknologi agar jadi lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Terlebih dahulu satu per satu pengertian dan definisi sebenarnya dari GPS, graf dan juga pohon keputusan lalu aplikasinya dalam kehidupan nyata. Hal ini penting untuk dibahas dan diketahui karena sekarang ini jalan-jalan yang terutama terletak di daerah perkotaan seringkali macet, ada perbaikan dan sebagainya. Contohnya yaitu jalan di Kota Bandung sekarang ini banyak yang sedang diperbaiki sehingga menyebabkan macet dan akan menghambat kegiatan penduduk. Dengan teknologi GPS maka kita akan dapat menggunakan jalan alternatif tanpa harus mengalami macet terlebih dahulu. Maka pemahaman terhadap cara kerja dan logika pada algoritma GPS sederhana sangatlah diperlukan agar kita tidak hanya dikendalikan oleh mesin dan teknologi tetapi kita dapat mengendalikan dan mengembangkan teknologi agar jadi lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia.
1. Apa itu GPS?
GPS yang merupakan singkatan dari Global
Positioning System atau biasa dikenal sebagai sistem navigasi. GPS pada
umumnya menggunakan satellite untuk beroperasi. Umumnya GPS yang kita kenal
digunakan sebagai sistem navigasi, tetapi sebenarnya tidak hanya itu. GPS
dasarnya digunakan untuk keperluan militer dan pertahanan, lalu kemudian
berkembang untuk keperluan navigasi baik untuk di darat maupun di laut dan juga
d udara pada pesawat-pesawat udara.
2. GRAF
Graf terbagi menjadi beberapa bagian
yaitu graf berarah dan tak berarah. Dalam bahasan kali ini yang akan digunakan
untuk merepresentasikan jalan dan tempat-tempat acuannya adalah graf berarah.
2.1. Graf Berarah
Sebuah graf terarah atau digraf G
terdiri dari suatu himpunan V dari verteks-verteks (atau simpul-simpul) dan
suatu himpunan E dari rusuk-rusuk (atau busur-busur) sedemikian rupa sehingga
setiap rusuk e ∈
E menghubungkan pasangan verteks terurut.
Gambar 1 : Contoh Graf Berarah
Graf berarah dianggap yang paling
tepat untuk merepresentasikan masalah ini karena jalan-jalan di bumi memiliki
arah dan tidak semua jalan “dua arah” ada juga jalan “satu arah”. Oleh karena
itu dengan graf berarah masalah tersebut dapat terselesaikan. Sehingga jalan
tercepat menuju ke tempat tujuan dapat ditemukan tanpa perlu khawatir akan
jalan “satu arah”.
Tetapi masih ada masalah selanjutnya
yaitu kepadatan jalan-jalan di perkotaan yang sering menimbulkan kemacetan
terutama di saat hari besar maupun liburan. Selain itu banyaknya jalan-jalan
yang rusak akibat cuaca yang tidak menentu sehingga banyak perbaikan jalan yang
menyebabkan jalan ditutup atau macet total.
2.2. Graf Berbobot
Sebuah graf dengan bilangan-bilangan pada rusuk-rusuknya
disebut graf berbobot (weighted graph). Dalam sebuah graf berbobot, panjang
lintasan adalah jumlah bobot rusuk-rusuk dalam lintasan. Dalam bahasan ini
bobot setiap lintasan tidak hanya merepresentasikan panjang lintasan saja,
tetapi juga merepresentasikan tingkat kepadatan/ kemacetan jalan/lintasan. Jadi
akumulasi dari panjang jalan dari suatu titik/tempat acuan di jalan yang nyata
ke titik berikutnya dan tingkat kepadatan pada jalan tersebut merupakan bobot
untuk setiap lintasan.
Gambar
2 : Contoh graf berbobot tak berarah.
Semakin besar bobot suatu lintasan
maka akan menghabiskan waktu yang semakin lama untuk melalui lintasan itu. Jadi
bobot pada graf berbanding lurus dengan waktu tempuh dan efektifitas jalan
untuk dilalui.
Untuk merepresentasikan gambar jalan
yang diterima dari satelit pada perangkat navigasi GPS maka kedua bentuk graf
yang sudah dibahas di atas perlu digabung sehingga membentuk graf berbobot dan
berarah. Dengan graf berbobot dan berarah maka kedua masalah utama untuk
merepresentasikan lintasan atau jalan dapat diatasi, yaitu masalah
jarak/panjang lintasan dan tingkat kepadatan jalan. Sekarang masih ada satu
masalah yang sangat penting untuk dicari solusinya yaitu mengambil keputusan
jalan mana yang akan dipilih. Hal tersebut akan dilakukan pendekatan dengan
menggunakan pohon keputusan.
3. POHON KEPUTUSAN
Secara umum pohon keputusan
digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian keputusan
yang mengarah ke solusi. Tiap simpul pada pohon keputusan menyatakan keputusan,
setiap daun menyatakan solusi dan seitap cabang menyatakan keputusan yang
diambil. Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling
populer karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon keputusan adalah
model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.
Konsep dari pohon keputusan adalah
mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Manfaat
utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk mem-break down
proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga
pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan.
Meskipun memiliki beberapa
kekurangan, tetapi metode pengambilan keputusan dengan pohon keputusan ini
merupakan pendekatan yang paling simpel, sederhana dan sesuai untuk menentukan
jalan mana yang paling cepat, dekat dan efektif yang akan dipilih pada sistem
navigasi GPS. Metode pohon keputusan ini melengkapi data yang telah diubah
menjadi bentuk graf berarah dan berbobot lalu akan memberikan solusi jalan/
lintasan terbaik pada sistem navigasi GPS.
Ketika menemui cabang jalan atau simpul pada graf berarah
dan berbobot yang telah dibentuk, kita tidak dapat langsung memilih jalan /
lintasan dengan bobot terkecil begitu saja karena jalan/lintasan dari suatu
titik asal ke titik tempat tujuan belum tentu hanya terdiri dari sebuah
lintasan saja, sehingga lintasan tercepat dan terefektif tidak dapat ditentukan
jika hanya memilih jalan dengan bobot terkecil setiap kali menemui cabang jalan
atau simpul pada graf yang telah terbentuk dari data yang diterima dari satelit
pada sistem navigasi GPS. Dengan meenggunakan pohon keputusan maka kita dapat
menentukan jalan mana yang terbaik, lintasan yang pada awalnya memiliki bobot
yang tinggi mungkin saja pada pilihan jalan / cabang berikutanya adapat
menghantarkan kita pada tujuan dengan lebih cepat karena jalan selanjutnya
memiliki bobot yang kecil. Sedangkan jalan / lintasan yang bobot awalnya kecil
mungkin saja lintasan-lintasan berikutnya berbobot besar dan akan semakin
menghambat jalan ke titik tujuan. Untuk itu diperlukan pohon keputusan dan
algoritma pohon secara rekusif untuk setiap cabang pohon agar dapat memperoleh
solusi terbaik dengan cara yang efisien. Setiap cabang jalan pada graf atau
pada kehidupan nyata merupakan simpul atau node pada keputusan dimana pada
pohon akan dilakukan perbandingan bobot pada masing-masing cabang jalan /
lintasan dan begitselanjutanya untuk setiap cabang jalan yang ditemui, kita
akan dihadapkan pada pilihan yang harus diambil pada pohon keputusan sampai
diperoleh jalan yang terbaiak lalu diinformasikan pada pengguna sistem navigasi
GPS cabang jalan mana atau arah mana yang harus dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar