Mata Kuliah : Green Computing
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama ST. MT.
Kampus : Institut Teknologi Harapan Bangsa
Nama - NIM : Daniel Hadi Wijaya – 1413003
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama ST. MT.
Kampus : Institut Teknologi Harapan Bangsa
Nama - NIM : Daniel Hadi Wijaya – 1413003
Copenhagen, Denmark
Copenhagen
adalah ibu kota Denmark. Sebagai salah satu kota terbesar di Negara Denmark di kawasan
benua Eropa. Ambisi kota ini salah satunya adalah menciptakan kondisi kota yang
ramah lingkungan, di mana tingkat emisi karbon mencapai 0% di tahun 2025,
memanfaatkan revolusi Green Technology yang
banyak memberi manfaat.
Copenhagen sebagai model yang baik dalam hal perencanaan kota dan desain. Hal ini juga sesuatu dari
pelopor transportasi, bertujuan untuk menjadi kota yang paling
praktis di dunia untuk pengendara sepeda. Tujuannya adalah untuk memiliki 50% dari orang-orang yang bersepeda
ke tempat kerja mereka atau
pendidikan pada tahun 2015 (35%
bersepeda ke tempat kerja atau sekolah pada tahun
2010), membantu kota mencapai tujuan ambisius menjadi CO2 netral
pada tahun 2025.
Selain
itu Copenhagen mengembangkan Green
Technology, Intelligence Street Lighting, serta pemanfaatan solar panel
untuk energy public, menjadikan Copenhagen mampu menjadi salah satu Smart City
di kawasan Eropa. Dan kini pada tahun 2014 Copenhagen mendapatkan title European Green Capital.
Sumber :
·
Pratama, I Putu Agus Eka . Smart CIty beserta
Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya . 2014 . Bandung :
Informatika
·
http://ec.europa.eu/environment/europeangreencapital/winning-cities/2014-copenhagen/
Korea Selatan
Seoul adalah ibu kota Korea Selatan
yang berusia lebih dari 600 tahun dan hingga 1945, ibu kota dari
seluruh Korea. Kota ini merupakan Kota Khusus Korea.
Sejak berdirinya Republik Korea lebih dikenal dengan nama Korea Selatan pada
tahun 1948, dia menjadi ibu kota negara, kecuali beberapa waktu pada masa Perang
Korea.Seoul terletak di barat laut negara, di bagian selatan DMZ Korea, di Sungai Han. Kota ini adalah pusat politik, budaya, sosial dan ekonomi di Korea Selatan dan Asia Timur. Dia juga pusat bisnis, keuangan, perusahaan multinasional, dan organisasi global. Sampai sekarang, dia dianggap sebagai sinar dari ekonomi Asia Timur, simbol dari keajaiban ekonomi Korea.
Di kota Seoul sendiri merupakan salah satu target dari implementasi Smart City dimana implementasi tsb dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
· - ICT Infrastructur => penigkatan dan perluasan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang semua layanan dan inovasi berbasis Smart City.
·
- Intergrated City Management Framework =>
proses integrasi kota dan manajemen ke dalam sebuah framework, yang di dalamnya
mencakup sistem, individual dan semua entitas.
· - Smart User =>
menekankan kepada warga kota Seoul yang juga harus Smart, sehingga dapat turut
serta berpartisipasi di dalamnya dan menjadikan layanan makin bermanfaat.
Hal ini juga penting bahwa kita mengintegrasikan IT dengan bidang-bidang
penting lainnya, termasuk pasar kerja, sistem kesejahteraan, dan pertumbuhan hijau. Untuk
tujuan ini,
Smart Seoul 2015 bertujuan untuk secara sistematis menghubungkan teknologi Smart
sistem operasi dari Seoul.
Smart Seoul 2015 bertujuan untuk secara sistematis menghubungkan teknologi Smart
sistem operasi dari Seoul.
<Tahap Pengembangan Seoul e-Government>
Sumber :
· -
Pratama, I Putu Agus Eka . Smart CIty beserta
Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya . 2014 . Bandung :
Informatika
·
- english.seoul.go.kr/wp-content/.../SMART_SEOUL_2015_41.pdf
Indonesia
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara
yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta
antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
13.466 pulau. Ibu kota dari Indonesia adalah Jakarta.
Di kota
jakarta sendiri implementasi dari Smart City sudah sangat baik, antara lain
E-Government (pemerintahan secara digital), E-Governance (tata kelola pemerintahan
secara digital), pengambilan keputusan melibatkan masyarakat secara digital,
dan sejumlah layanan berbasis online dan mobile. Hal ini didukung juga dengan
penataan kota yang lebih baik dan juga penyediaan akses internet di sejumlah
ruang publik.
Selain
itu Indonesia menyatakan target penurunan emisi sebesar 26% dari
tingkat bisnis atau usaha pada tahun 2020,
dan ini dapat meningkat menjadi 41% dengan bantuan internasional. Sebagai non-Annex 1
negara, kita tidak
harus melakukan ini. Tapi kita membaca peringatan ilmiah yang gamblang dari IPCC. Jadi kami menetapkan
target pengurangan baru, karena kami ingin menjadi bagian dari solusi
global. Berikut adalah
masterplan yang dapat dilihat untuk membantu membentuk smart dan green suatu Negara.
Sumber :
· -
Pratama, I Putu Agus Eka . Smart CIty beserta
Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya . 2014 . Bandung :
Informatika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar